The world of my words 1
Short Story
Just click it

Talk Here»
DON'T SPAMMING HERE!!!

Archives»

Gadis kecil yang menangis diperaduannya kini beranjak bersiap untuk melepas beban berat di pundaknya.
Kini, gadis kecil yang selama ini terkurung, terpuruk dan terpenjara dalam pemikirannya mulai ingat bagaimana caranya melangkah, menapakkan kakinya dan tak ingin terbang lagi untuk kembali ke dunia yang ia telah lama tinggalkan. Rindu rasanya ingin kembali ke dunianya.
Kau yang ia tunggu tak kunjung kembali. Bersama hembusan bulir- bulir kelopak bunga yang terbang ke sana kemari ia mencoba mengingat cara untuk berjalan dan mencoba untuk melepas semuanya. Berlari dan berlari, jauh dan semakin jauh.
Di sini aku berhenti, berpijak pada sebongkah batu yang tak layak, mengintip dari jauh gadis kecil itu. Apa kau tahu? Ia bukan mencoba berjalan tapi gadis mungil itu mencoba bersembunyi. Ia bersembunyi, membalik tubuh mungilnya, mendekap erat tubuhya, dan... menangis.
Ya aku yakin ia menangis, tapi butir airmata itu tidak jatuh. Butir airmata itu terpiaskan oleh senyum palsu di wajahnya. Aku dapat menangkap pesan yang tergambar di wajahnya. Ia inin kau tak khawatir.
Gadis kecil itu kembali berjalan. Seperti ingin namun ada raut kekosongan pada matanya.
Kini gadis itu menghadap ke barat. Diantara savana kering tertutup senja. Gadis itu hanya memandang hamparan savana tersebut dan sesekali melihat ke langit yang mulai berubah warna. Seperti pancaran warna khas dari dirimu. Gadis itu kembali berjalan seraya melihat awan, hingga ia tertunduk kembali dan berputar arah menuju peraduannya kembali. Aku tahu mengapa begitu. Karena awan- awan di langit tak menunjukan kedatangan sayap itu. Kau yang ditunggu, sedang asyik dengan duniamu, dengan tuanmu. Hingga kaupun lupa seorang gadis kecil menunggu kehadiranmu.

 

 Post a Comment|0Memoriable

Label: ,

Kamis, 13 Oktober 2011 [shortstory]
Newer Post Chocolettha . TFN . GWFOlder Post